Pontianak – Dalam semarak perayaan Hari Ulang Tahun (HUT) ke-253 Kota Pontianak, Karnaval Air menjadi salah satu agenda unggulan yang menggugah nostalgia dan kebanggaan warga. Kantor Wilayah Kementerian Hukum dan HAM Kalimantan Barat, diwakili Kepala Bidang Pelayanan Hukum, Riswandi, didampingi Kepala Sub Bagian Humas, Reformasi Birokrasi, dan Teknologi, Ardian Setiawan hadir dalam acara ini. Sabtu (26/10).
Karnaval ini tak hanya sekadar parade, tetapi juga bagian dari napak tilas sejarah berdirinya Kota Pontianak. Acara dihadiri Sultan Pontianak IX, Syarif Machmud Melvin Alkadrie; Penjabat (Pj) Gubernur Kalbar, Harisson; Forkopimda; Pj Wali Kota Pontianak, Ani Sofian; serta sejumlah raja dari berbagai daerah Nusantara dan negeri jiran.
“Sungai Kapuas adalah saksi bisu perjalanan panjang berdirinya Pontianak. Melalui Karnaval Air ini, kami ingin mengajak seluruh peserta mengenang jasa para leluhur yang telah meletakkan fondasi kota ini,” tutur Sultan Kadariah IX, Syarif Machmud Melvin Alkadrie, dalam sambutannya.
Pontianak berdiri pada 23 Oktober 1771, ketika Syarif Abdurrahman Alkadrie membuka wilayah di pertemuan tiga sungai: Sungai Landak, Sungai Kapuas Kecil, dan Sungai Kapuas. Di tempat inilah, Pontianak mulai tumbuh dan berkembang menjadi pusat perdagangan serta pelabuhan penting, terkenal dengan hasil karet dan kelapa yang menjadi komoditas andalan.
Karnaval Air kali ini dimulai dari Dermaga Istana Kadriyah Kesultanan Pontianak, menyusuri aliran Sungai Kapuas hingga menuju Makam Kesultanan di Batulayang. Tradisi tahunan ini terus dilestarikan untuk memperingati hari awal berdirinya Pontianak, kini memasuki usia ke-253.
Kapal wisata dan sampan dengan dekorasi khas Melayu Pontianak menghiasi iring-iringan karnaval, menciptakan pemandangan yang memukau. Selain menarik perhatian masyarakat lokal, acara ini juga diharapkan menjadi pemicu bagi peningkatan sektor pariwisata kota.
Dalam perayaan kali ini, Sultan Pontianak IX menyampaikan harapannya agar Pontianak terus tumbuh menjadi kota yang maju dan sejahtera, dengan masyarakatnya hidup rukun dalam keberagaman.
“Mari kita rawat kebersamaan ini agar Pontianak tetap aman dan damai,” pesannya.
Kepala Bidang Pelayanan Hukum, Riswandi, mengapresiasi Karnaval Air sebagai wujud penghormatan terhadap sejarah dan budaya Pontianak. Kehadiran raja-raja dari berbagai penjuru Nusantara hingga Malaysia, menurutnya, memberikan makna khusus pada perayaan tahun ini.
“Harapannya, napak tilas berkembang menjadi agenda wisata sejarah yang menarik minat wisatawan,” ucap Riswandi.
Sementara itu, Kepala Sub Bagian Humas, Reformasi Birokrasi, dan Teknologi, Ardian Setiawan, menekankan pentingnya kreativitas dan inovasi dalam setiap kegiatan budaya.
“Kami ingin Karnaval Air ini tidak hanya dinikmati oleh masyarakat lokal, tetapi juga menjadi daya tarik bagi wisatawan dari luar kota,” ujar Ardian.
Dengan karnaval ini, Pontianak tidak hanya merayakan hari jadinya, tetapi juga memperkuat identitas dan kekayaan budayanya. Semua pihak berharap, tradisi dan inovasi berjalan seiring dalam upaya menjadikan Pontianak sebagai kota yang unggul dan berkelanjutan di masa depan. (Foto/Narasi:Yulizar)
Dokumentasi: