Kuliah Umum Menkumham RI, Yasonna : Jangan Tabur Kebencian, Taburlah Cinta dan Kasih Sayang

1 KULIAHUMUMYASONNA

Pontianak – Seluruh ASN pada Kantor Wilayah Kementerian Hukum dan HAM Kalimantan Barat mengikuti kuliah umum yang disampaikan oleh Menteri Hukum dan Hak Asasi Manusia RI Yasonna H. Laoly terkait Wawasan Kebangsaan melalui teleconference dan dihadiri oleh Kepala Kantor Wilayah, M. Yanis, Kadiv Administrasi, Ngadiono Basuki, Kadiv Pemasyarakatan, Suprobowati, seluruh Kepala UPT se-Pontianak/Kubu Raya dan CPNS Tahun Anggaran 2018. Kegiatan ini bertempat  di Aula BPSDM Kementerian Hukum dan HAM dan secara serentak diikuti oleh Kanwil Kemenkumham seluruh Indonesia dan UPT, Senin,(01/04).

Kepala BPSDM, Marzuki, membuka acara Kuliah Umum sekaligus menyampaikan bahwa kegiatan ini diselenggarakan dalam rangka penguatan dan penanaman nilai-nilai kebangsaan kepada seluruh pegawai, peserta pelatihan dan Taruna Taruni POLTEKIP dan POLTEKIM di lingkungan BPSDM Hukum dan HAM. Kuliah Umum ini diikuti sekitar 2.400 orang secara nasional. Tujuan dari kegiatan ini yaitu :

  • Menumbuhkan dan meningkatkan faktor-faktor positif dari perbedaan etnis, maupun agama dengan tujuan meningkatkan persatuan dan kesatuan bangsa dan berusaha untk terhindar dari disintegrasi bangsa;
  • Menumbuhkan kembali nilai-nilai moralitas, Pancasila yang diaplikasikan dengan perkembangan zaman;
  • Meningkatkan upaya-upaya konkrit dalam memelihara dan mengembangkan faktor-faktor yang dapat memperkokoh persatuan dan kesatuan bangsa.

Yasonna dalam Kuliah Umum menjelaskan ada 3 (tiga) peristiwa politik ketatanegaraan menuju kemerdekaan, yaitu ; Sumpah Pemuda, Rapat BPUPKI, dan Sidang PPKI. Di Indonesia, terdapat tantangan untuk menegakkan Pancasila dan UUD 1945 baik secara internal maupun eksternal. Secara internal slaah satunya adalah kultur hukum masyarakat dan melemahnya rasa nasionalisme. Secara ekternal adalah pengaruh globalisasi dam masuknya paham radikalisme.

Mahasiswa memiliki peran dan tanggung jawab dalam menjaga tegaknya NKRI; menjaga dan merawat kebhinekaan atas dasar toleransi, gotong royong, saling meghargai dan meghormati perbedaan dalam kehidupan berbangsa; mewaspadai pengaruh globalisasi; dan mempersiapkan diri sebagai generasi penerus bangsa untuk menghadaoi persaingan global.

Dalam menangkal radikalisme, perguruan tinggi dapat mengambil langkah konkrit seperti :

  • Memasukkan Mata Kuliah Pancasila, Filsafat Pancasila sebagai mata kuliah wajib dalam siwstem kurikulum Perguruan Tinggi
  • Melakukan pembinaan dan pengawasan terhadap perkembangan dan kegiatan=kegiatan Dosen/Pengajar dan Mahasiswa yang rentan disusupi paham yang bertentangan dengan Pancasila
  • Melakukan pembinaan dan pengawasan yang intensif terhadap perkembangan dan kegiatan Mahasiswa di berbagai UKM
  • Menegakkan / memberikan sanksi akademik dan administratif yang tegas bagi Dosen atau Mahasiswa yang terindikasi mengembangkan paham yang bertentangan dengan Pancasila

Diakhir paparannya Yasonna mengingatkan kepada seluruh jajarannya Jangan tabur kebencian, taburlah cinta dan kasih sayang”.

“Saya ambil contoh jika seorang menebar kebencian, maka aura disekelilingnya negatif,dan penuh ketakutan. Namun jika seorang atasan menebarkan cinta dan kasih sayang, aura positif akan dirasakan oleh bawahannya dan suasana kerjapun lebih nyaman dan menyenangkan,” ucapnya. (ft/narasi:Eth/Rz)

DOKUMENTASI :

5 KULIAHUMUMYASONNA

5 KULIAHUMUMYASONNA

5 KULIAHUMUMYASONNA

5 KULIAHUMUMYASONNA


Cetak   E-mail